KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 



Agus Priyanto, S.Pd., Gr 
Guru SMK Negeri 1 Ile Boleng 
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
Kab. Flores Timur


RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN


Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk membimbing, memberikan pengajaran dan pelatihan untuk bertahan hidup. Untuk itu, perlu kita sebagai orang tua memberikan bekal yang cukup agar anak-anak kita dapat bertahan di segala keadaan. Dapat juga orang tua menintipkan dan menyerahkan kepada lembaga pendidikan agar anak tersebut dapat mengembangkan potensinya ke arah yang diharpkan untuk menjadi manusia yang utuh dan memiliki karakternya.

Pembelajaran dimana seorang guru dapat menuntun, mengarahkan dan membimbing anaknya untuk memunculkan motivasi intrinsik (dalam dirinya) untuk berusaha dan belajar. Oleh akrena itu seorang guru perlu memahami perannya sesuai dengan triloka Filososi KHD yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.


2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Dalam mengambil keputusan yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan serta keputusan tersebut berkelanjutan, maka keputusan tersebut tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan secara universal dan yang lebih utama keputusan tersebut berpihak pada murid. Adapun dalam pengambilan keputusan perlu memahami pedomannya  seperti 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan.  Dengan kita melewati langkah demi langkah tersebut, maka keputusan yang dihasilkan merupakan keputusan yang adil dan bijaksana. Dengan demikian, dampak dari pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan secara universal akan terasa bagi semua pihak.

3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran, dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan beberapa cara yaitu

a. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, mendukung dan menyenangkan

b. Memberdayakan murid menjadi pemimpin pembelajaran

c. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar dari pengalaman

d. Melibatkan murid dalam pengambilan keputusan

Dengan menggunakan beberapa cara tersebut, saya dapat membantu murid mengembangkan keterampilan murid mengambil keputusan yang penting dan menjadi pembelajar yang mandiri dan bertanggung jawab.

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Menurut pemahaman saya dari kutipan diatas, pendidikan merupakan suatu wadah bagi murid untuk berproses mengenali dirinya dengan guru sebagai fasilitator untuk menuntun muridnya dalam penguatan karakter, pengenalan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga murid memahami kebajikan dan kebenaran untuk bertahan hidup. Hal ini menggarisbawahi bahwa pendidikan itu tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan perilaku etis.

Dalam konteks modul ini, saya menyoroti tentang pentingnya pada saat pengambilan keputusan harus didasari dengan nilai-nilai kebajikan (etis dan moral) agar kebputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan berkelanjutan. 


Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

KHD dengan Pratap Triloka dalam pendidikan sebagai sistem among, Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangun Karsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang). Dari semboyan ini dapat disimpulkan bahwa setiap pengambilan keputusan harus berpihak pada murid. Pendidikan juga merupakan tempat untuk transfer nilai-nilai kebajikan yang di sampaikan pada setiap pembelajaran secara terus menerus baik secara eksplisit maupun inplisit. Terutama pembelajaran sebagai keteladanan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.


2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri akan menentukan cara pandang kita dalam menghadapi situasi atau masalah dan mempengaruhi prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Adapun tiga prinsip tersebut yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Peduli (Care-Based Thinking). Hal ini yang menentukan hasil keputusan yang menjadi ciri khas dari orang yang tertanam nilai-nilai dalam dirinya.


3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam pengambilan keputusan pada modul 3.1 ini ternyata memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan “coaching” yang kita pelajari pada modul sebelumnya. Jika pada proses coaching kita menuntun coachee membuat keputusan secara mandiri, maka pada modul ini kita melakukan refleksi tentang keputusan yang sudah dibuat dapat dipertanggungjawabkan atau ditinjau kembali.

Dalam pengambilan keputusan, kita harus memahami pedoman pengambilan keputusan. Sebagai pedoman kita mengenal 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan yang akan membuat keputusan yang diambil akan adil, bijaksana, bertanggung jawab dan berkelanjutan.


4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat mempengaruhi seorang guru dalam pengambilan keputusan, khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki keterampilan tersebut akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, manajemen diri, sehingga mampu mengontrol emosi dan perilakunya. Memiliki kesadaran sosial sehingga mampu melihat dan memahami permasalahan dari sudut pandang yang berbeda dan berempati pada orang lain. Serta memiliki kemampuan berelasi sehingga dapat menjalin hubungan dan komunikasi yang lebih efektif. Dari beberapa keteampilan yang dimiliki oleh seorang guru maka keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan berkelanjutan serta dengan menggunakan langkah-langkah yang lebih sistematis.


5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika atau bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan pada kasus-kasus yang berfokus pada masalah moral dan etika, baik secara sadar ataupun tidak akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya.

Keputusan yang diambil akan tepat, benar, tajam, bertanggung jawab dan akurat apabila menggunakan nilai-nilai positif. Sedangkan apabila menggunakan nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai negatif maka akan merugikan semua pihak. Untuk itu, sebagai pendidik perlu memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam mengambil keputusan dengan mempelajari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan menggunakan langkah sistematis tersebut maka keputusan yang diambil dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan lingkungan yang positif, aman, nyaman, menyenangkan dan kondusif.


6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Setiap pengambila keputusan tentunya akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung pada situasi di lingkungan sekolah. Baik dampak tersebut berpangaruh positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, aman, nyaman, menyenangkan dan kondusif maupun berdampak negatif dengan menciptakan permasalahan yang baru. 

Untuk itu kita perlu menngambil keputusan dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan beberapa solusi alternatif (opsi trilema). Dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan berlandakan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid, dapat dipertanggungjawabkan dan keberlangsungan, maka keputusan yang diambil pastinya sudah tepat dan akurat. 


7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantanga yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah perasaan yang tidak enak yang akan timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga memunculkan pro dan kontra. Tetapi dengan menggunakan tahapan yang sistematis terdiri dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, saya dapat meminimalisir perasaan tersebut dan keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat, adil dan bijaksana yang dapat diputuskan dan diterima semua pihak.


8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran memerdekakan murid adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan cara guru menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyengangkan, guru menuntun, membimbing dan memfasilitasi kebutuhan muridnya, menjadikan murid sebagai pemimpin pembelajaran, melibatkan murid dalam pengambilan keputusan, melakukan pembelajaran berdasarkan sosial, emosional dan berdifirensiasi. Beberapa cara tersebut bertujuan untuk menciptakan generasi yang berkarakter, mandiri dan bertanggung jawab.


9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal ini akan mempengaruhi cara mereka dalam mengambil keputusan di kemudian hari. Karena murid kita akan merekam cara berpikir dan mencatat setiap keputusan dan tindakan yan kita ambil dan lakukan saat ini. Untuk itu, agar menjadi role model bagi murid kita, perlu menggunakan pedoman dalam langkah-langkah pengambilan keputusan. Pendidik perlu dengan tepat, benar dan bijak menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan melalui analisis, pengujian dan hasil keputusan, guna dapat memberikan pembelajaran yang dapat merangsang potensi murid dan bermakna.


10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi atau skill yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Sebaiknya dalam pengambilan keputusan perlu mengacu pada: nilai-nilai kebajikan; bertanggung jawab; keberlanjutan; berpihak pada murid berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Triloka.


11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya dalam memahami modul ini yaitu dalam membuat keputusan harus pada 3 hal yaitu nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Sehingga dalam proses pengambilan keputusan kita akan melihat tiga hal diatas. Selain itu, dalam mengambil keputusan ternyata bukan hanya berdasarkan pada pememikiran dan pertimbangan dari pendidik atau pemimpin semata. Namun diperlukan diperlukan tahapan yang sistematis terdiri dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, saya dapat meminimalisir perasaan tersebut dan keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat, adil dan bijaksana yang dapat diputuskan dan diterima semua pihak.


12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, tetapi dalam pengambilan keputusan saya sebatas pada pertimbangan dan dukungan dari beberapa pihak dengan meminta saran dan masukan dari pimpinan dan rekan guru. Kemudian saya akan membuat beberapa solusi alternatif untuk ditawarkan untuk memecahkan masalah tersebut tanpa menggunakan tahapan-tahapan pengambilan keputusan yang saya pelajari di modul 3.1 ini .

Setelah saya mempelajari modul ini, saya menjadi lebih percaya diri dalam mempraktekan langkah-langkah pengambilan keputusan yang terdiri dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan mengunakan tahapan tersebut memudahkan saya menerapkan dan menguji kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Selain itu, dengan menggunakan tahapan ini, saya merasa lebih teliti, terperinci, hati-hati dan tidak terburu-buru dalam membuat sebuah keputusan dan pihak yang terlibat merasa dihargai.


13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan terbesar yang saya alami setelah mempelajari modul ini adalah lebih percaya diri dan pola pikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa dalam mengambil keputusan tidak ada langkah-langkah sistematis dan melihat permasalahan dari satu sudut pandang saja, tetapi setelah mempelajari modul ini saya lebih lebih teliti, terperinci, hati-hati dan tidak terburu-buru dalam membuat sebuah keputusan, serta meningkatnya rasa empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain.


14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Saya sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin sangat membutuhkan dan penting untuk mempelajari modul ini. Dengan mempelajari modul ini saya menjadi lebih berkembang dan menambah pengetahuan tentang kesadaran diri dan kontrol diri, sehingg adalam mengambil keputusan penuh dengan kehati-hatian dan tidak terburu-buru. Sedangkan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil keputusan terbaik dan bertanggung jawab serta berkelanjutan. 


Demikian koneksi antar materi yang saya paparkan, semoga dapat bermanfaat dan diperlukan juga masukan untuk menambah khasanah keilmuan kita. Dengan masukan tersebut akan menjadi motivasi saya untuk terus menulis karya yang berkualitas. Teruslah bergerak, tergerak dan menggerakan baik diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. 

Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 Agus Priyanto,S.Pd., Gr
Guru SMK Negeri Ile Boleng
CGP Angkatan 10
Kab. Flores Timur, NTT


Aksi Nyata Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Ringkasan dan Refleksi

Tujuan Pembelajaran Khusus pada tugas Aksi Nyata Modul 3.1 adalah: CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah. CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.


1. Rangkuman

Pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, kami memperdalam pemahaman tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kebajikan dalam memandu seorang pemimpin mengambil keputusan. Seorang pemimpin juga harus paham tentang nilai-nilai kebajikan yang akan digunakan sebagai dasar menentukan proses pengambilan keputusan. Untuk mengambil keputusan yang adil dan bijaksana serta mempertaruhkan integritasnya, kita perlu paham betul konsep-konsep dalam pengambilan keputusan.

Konsep tersebut yaitu empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan. 

Ada 4 kategori dilema etika, yaitu:

a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Terdapat 3 prinsip dilema etika, yaitu:

a. Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil Akhir/End-Based Thinking).
b. Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan/Rule-Based Thinking)
c. Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda (Berpikir Berbasis Rasa Peduli/Care-Based Thinking)

Dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika atau bujukan moral, maka dapat melakukan 9 langkah berikut.

a. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan

b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut

c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

d. Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan.

e. Pengujian paradigma benar lawan benar (menggunakan 4 paradigma)

f. Melakukan prinsip resolusi (menggunakan 3 prinsip)

g. Investigasi opsi trilema (keputusan alternatif lainnya)

h. Buat keputusan

i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi standar etika dalam menentukan kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.

Adapun pengertian dilema etika (Benar vs Benar) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (Benar vs Salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. 

Setelah mengetahui empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan, kita dapat mempraktekkannya dalam beberapa kasus yang sering kita alami sebagai praktek pembelajaran. 

Dalam pengambilan keputusan perlu juga saran dan masukan dari berbagai pihak agar keputusan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, dengan menggunakan nilai-nilai kebajikan sebagai dasar menentukan proses pengambilan keputusan, maka akan menciptakan lingkungan yang lebih positif,  aman, nyaman dan menyenangkan.

Pada kesempatan ini pula saya dapat mewawancarai 2 (dua) kepala sekolah yaitu Pak Aloysius Ara Kian, S.Pd (Kepala SMK Negeri Ile Boleng) dan Pak Ignasius Enga Kebi, S.Pd (Kepala SMK Negeri Witihama) Dari wawancara tersebut sangat menginspirasi saya dalam memperaktekkan pengambilan keputusan. Dimana setiap menyelesaikan kasus harus melihat dari sudut pandang yang berbeda dan melibatkan berbagai pihak agar mendapatkan masukan. 


2. Kesimpulan

Dalam mengambil keputusan, pimpinan perlu mempertimbangkan masukan dan saran dari berbagai sudut pandang, agar keputusan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan, adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Nilai-nilai kebajikan sebagai panduan dalam menentukan kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Kepentingan bersama (umum), memenuhi kebutuhan murid dan keberpihakan kepada murid menjadi pertimbangan utama dalam menentukan arah keputusan yang diambil. Hal ini dilakukan agar mencapai keputusan yang adil dan bijaksana.

Hasil akhir bukan menjadi prioritas dalam menentukan dan memutuskan keputusan yang dibuat. Tetapi proses pengambilan keputusan menjadi faktor utama untuk menunjukkan bahwa keputusan yang baik adalah yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini didasari dengan tahap-tahap yang kita pelajari pada modul 3.1 ini. Dengan mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan tersebut, memungkinkan pemimpin dapat melakukan pengujian secara sistematis menghadapi kasus yang termasuk dilema etika ataupun bujukan moral dengan lebih percaya diri, kepala dingin, efektif dan adil.


3. Refleksi

Dengan mempelajari modul ini, saya menjadi lebih paham tahap-tahap dalam pengambilan keputusan dengan mempraktekan tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan dipadukan dengan nilai-nilai kebajikan yang sudah dipelajari pada modul sebelumnya. Proses pengambilan keputusan perlu mempertimbangkan saran dan masukan dari rekan kerja, murid maupun orang tua agar keputusan yang diambil dapat memberikan rasa adil pada setiap pihak. 

Proses ini tidak hanya melibatkan pertimbangan praktis tetapi juga penilaian moral yang mendalam. Pentingnya integritas, empati, tanggung jawab dan keadilan seorang pemimpn dalam setiap keputusan yang diambil, agar keputusan tersebut berkelanjutan.

(Sumber: Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10)