Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 Agus Priyanto,S.Pd., Gr
Guru SMK Negeri Ile Boleng
CGP Angkatan 10
Kab. Flores Timur, NTT


Aksi Nyata Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Ringkasan dan Refleksi

Tujuan Pembelajaran Khusus pada tugas Aksi Nyata Modul 3.1 adalah: CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah. CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.


1. Rangkuman

Pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, kami memperdalam pemahaman tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kebajikan dalam memandu seorang pemimpin mengambil keputusan. Seorang pemimpin juga harus paham tentang nilai-nilai kebajikan yang akan digunakan sebagai dasar menentukan proses pengambilan keputusan. Untuk mengambil keputusan yang adil dan bijaksana serta mempertaruhkan integritasnya, kita perlu paham betul konsep-konsep dalam pengambilan keputusan.

Konsep tersebut yaitu empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan. 

Ada 4 kategori dilema etika, yaitu:

a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Terdapat 3 prinsip dilema etika, yaitu:

a. Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil Akhir/End-Based Thinking).
b. Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan/Rule-Based Thinking)
c. Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda (Berpikir Berbasis Rasa Peduli/Care-Based Thinking)

Dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika atau bujukan moral, maka dapat melakukan 9 langkah berikut.

a. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan

b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut

c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

d. Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan.

e. Pengujian paradigma benar lawan benar (menggunakan 4 paradigma)

f. Melakukan prinsip resolusi (menggunakan 3 prinsip)

g. Investigasi opsi trilema (keputusan alternatif lainnya)

h. Buat keputusan

i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi standar etika dalam menentukan kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.

Adapun pengertian dilema etika (Benar vs Benar) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (Benar vs Salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. 

Setelah mengetahui empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan, kita dapat mempraktekkannya dalam beberapa kasus yang sering kita alami sebagai praktek pembelajaran. 

Dalam pengambilan keputusan perlu juga saran dan masukan dari berbagai pihak agar keputusan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, dengan menggunakan nilai-nilai kebajikan sebagai dasar menentukan proses pengambilan keputusan, maka akan menciptakan lingkungan yang lebih positif,  aman, nyaman dan menyenangkan.

Pada kesempatan ini pula saya dapat mewawancarai 2 (dua) kepala sekolah yaitu Pak Aloysius Ara Kian, S.Pd (Kepala SMK Negeri Ile Boleng) dan Pak Ignasius Enga Kebi, S.Pd (Kepala SMK Negeri Witihama) Dari wawancara tersebut sangat menginspirasi saya dalam memperaktekkan pengambilan keputusan. Dimana setiap menyelesaikan kasus harus melihat dari sudut pandang yang berbeda dan melibatkan berbagai pihak agar mendapatkan masukan. 


2. Kesimpulan

Dalam mengambil keputusan, pimpinan perlu mempertimbangkan masukan dan saran dari berbagai sudut pandang, agar keputusan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan, adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Nilai-nilai kebajikan sebagai panduan dalam menentukan kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Kepentingan bersama (umum), memenuhi kebutuhan murid dan keberpihakan kepada murid menjadi pertimbangan utama dalam menentukan arah keputusan yang diambil. Hal ini dilakukan agar mencapai keputusan yang adil dan bijaksana.

Hasil akhir bukan menjadi prioritas dalam menentukan dan memutuskan keputusan yang dibuat. Tetapi proses pengambilan keputusan menjadi faktor utama untuk menunjukkan bahwa keputusan yang baik adalah yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini didasari dengan tahap-tahap yang kita pelajari pada modul 3.1 ini. Dengan mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan tersebut, memungkinkan pemimpin dapat melakukan pengujian secara sistematis menghadapi kasus yang termasuk dilema etika ataupun bujukan moral dengan lebih percaya diri, kepala dingin, efektif dan adil.


3. Refleksi

Dengan mempelajari modul ini, saya menjadi lebih paham tahap-tahap dalam pengambilan keputusan dengan mempraktekan tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian keputusan dipadukan dengan nilai-nilai kebajikan yang sudah dipelajari pada modul sebelumnya. Proses pengambilan keputusan perlu mempertimbangkan saran dan masukan dari rekan kerja, murid maupun orang tua agar keputusan yang diambil dapat memberikan rasa adil pada setiap pihak. 

Proses ini tidak hanya melibatkan pertimbangan praktis tetapi juga penilaian moral yang mendalam. Pentingnya integritas, empati, tanggung jawab dan keadilan seorang pemimpn dalam setiap keputusan yang diambil, agar keputusan tersebut berkelanjutan.

(Sumber: Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar